11 May 2011

Berharap dijajah Inggris

"Hah?? Ga salah tuh?" mungkin begitu reaksi pembaca waktu membaca judul blog kali ini. Tapi saya sering kali mendengar sentilan dan celoteh menyesalkan kenapa kita dulu dijajah Belanda (yang nota bene memberi lebih banyak kerugian daripada keuntungan). Mereka, pada umumnya, membandingkan dengan Malaysia dan Singapura (keduanya dulu, dan masih, jajahan Inggris) yang menurut timbangan ekonomi lebih maju daripada Indonesia.

Tapi bener ngga sih bekas negara jajahan satu negara tertentu berbeda pengaruhnya pada kondisi sekarang dibanding jika kita dijajah negara lain? 

Mari kita mulai dengan sedikit pelajaran sejarah.

Per Mare, Per Terram


Ya, [kami akan taklukkan mereka lewat] Laut atau Daratan, begitu semboyan angkatan laut Kerajaan Inggris. Semenjak dikenalnya senjata api bangsa Eropa mulai gencar mencari tempat jajahan baru, baik untuk diambil sumber dayanya atau untuk menampung manusia-manusia buangan. Inggris dan Spanyol berjaya di benua Amerika, Prancis dan Jerman di Afrika, Belanda di Indonesia, dst.

Keberadaan kolonial-kolonial Eropa ini, menurut Jared Diamond, mempengaruhi struktur kelembagaan di negara-negara jajahan itu. 

Pertanyaannya: mempengaruhi dengan cara bagaimana?

Guns, Germs, and Steel
Pertama, kita mesti "bersimpati" dengan para pionir penjajah itu. Ya, bersimpati! Bayangkan mereka berlayar ribuan mil laut, menetap di tempat antah berantah, mencoba berdamai (atau berperang) dengan penduduk asli, dan menghadapi wabah penyakit mematikan, terutama penyakit tropis. Bisa dibayangkan berapa besar tingkat kematian mereka. Well... tidak perlu menebak karena Acemoglu dkk sudah menghitung (tepatnya mengestimasi) jumlah itu. Lebih jauh, mereka mencoba mengaitkan tingkat kematian penjajah (settlers mortality rate) dengan kondisi kelembagaan saat ini.
He?? [Lagi-lagi] ngga salah?? Mengaitkan tingkat kematian yang terjadi 300 tahun lalu dengan kondisi saat ini? Kenapa tidak, ujar mereka. Toh salah satu ciri khas institusi adalah sifatnya yang durabel, persisten dalam jangka panjang, tak tergoyahkan oleh waktu. Oke, tapi apa coba hubungannya tingkat kematian dengan kondisi kelembagaan? Well... tingkat kematian penjajah yang tinggi ternyata terkait dengan terciptanya kondisi kelembagaan yang buruk, terutama kelembagaan yang sifatnya ekstraktif (mengeruk sumber daya).

Nah kondisi kelembagaan pada era kolonial inilah yang menjadi embrio bagi terbentuknya institusi yang tetap bertahan hingga sekarang di berbagai negara di dunia. 

Dikaitkan dengan Indonesia, mungkin kegigihan para pejuang tempoh doeloe kita begitu luar biasanya--plus keganasan penyakit-penyakit tropik kita--sampai-sampai tingkat kematian meneer-meneer Belanda ini tinggi, sehingga memberi insentif bagi terbentuknya institusi yang sifatnya ekstraktif, dan terpelihara hingga dekade belakangan ini. Ide yang kontroversial, tapi cukup masuk di akal.

Oya, yang berharap bagian ini akan bercerita tentang isi buku Jared Diamond, maaf sudah mengecewakan :)

God Save the Queen

Nah terus pertanyaan awal tadi bagaimana? Mending dijajah Inggris atau Belanda? Faktor negara kolonial ini masuk dalam hitungan waktu mengestimasi kaitan antara tingkat kematian penjajah dengan kondisi kelembagaan. Lebih jauh lagi, Acemoglu cs mengaitkan kondisi kelembagaan (plus faktor negara penjajah) dengan pertumbuhan ekonomi saat ini. Hasilnya:

  • Faktor kelembagaan yang baik bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi
  • Negara yang dulunya dijajah Inggris ternyata lebih baik (baca: pertumbuhan ekonomi lebih tinggi) daripada mereka dijajah Prancis! (Sayang mereka tidak memakai Belanda sebagai acuan.)


Mengo mburi
Sayang seribu sayang, sejarah tetaplah sejarah, tempat kita menengok ke belakang apa yang sudah diperbuat kakek moyang kita, melihat apa yang salah, apa yang benar, tempat kita belajar. Satu hal yang bisa kita pelajari dari sejarah barusan adalah: institusi itu punya umur panjang, dan institusi yang baik bisa membawa pengaruh positif terhadap perekonomian. Mengaitkan dengan bahasan tentang demokrasi dalam blog sebelumnya, rasa-rasanya kita perlu benar-benar memanfaatkan berkah kebebasan berpendapat ini. Demi anak cucu kita. #eeaaa

Salam.

1 comment:

Dharendra said...

What the!? Your title is as provoking as "lebih enak jaman pak Harto" tagline.

Next time, please put "Berharap menjajah Inggris". We were Atlantis after all :))

God Save the Queen!