04 April 2012

Tentang subsidi BBM


  1. Tweeps kali ini saya ingin ikut berkicau ttg pencabutan subsidi BBM. Masa saya yg dari dl belajar ekonomi malah tidak turut berpendapat?
  2. Saya rasa sudah banyak ekonom yg berargumen tentang knp subsidi BBM mesti dicabut. Ini dokumen resminya dari Wapres:  
  3. Pada dasarnya subsidi BBM dicabut krn lebih menguntungkan org yg tidak miskin, dlm artian mereka yg mampu beli mobil/motor.
  4. Saya bilang org yg tidak miskin, krn mayoritas masyarakat Indonesia adalah kelas menengah: kaya engga, miskin juga engga.
  5. Subsidi BBM (aktual) mencapai hampir Rp200 triliun (20% dari APBN Pemerintah Pusat 2012, 2x lipat gaji & tunjangan PNS Pusat).
  6. Tweeps tentu sudah tahu soal subsidi ini, jd fokus saya adalah mencoba menjawab argumen2 yg sering muncul di permukaan.
  7. "Drpd cabut subsidi mending hapus korupsi." Pertama, jelas ini ada perbedaan dimensi krn subsidi dalam APBN dimensinya tahunan ...
  8. ... sementara korupsi sudah mengakar sejak puluhan tahun. Kedua, Korupsi bkn cm soal duit, tp jg soal mental, birokrasi, institusi, dll.
  9. Sementara subsidi BBM jauh lebih sederhana: APBN kita akan goyah jika tetap membayar subsidi sebegitu besar. Bgmn nasib program2 lain?
  10. Ketiga, harga BBM mengikuti harga minyak dunia. Artinya jika harga minyak dunia turun, ya harga BBM bisa jadi turun (pernah terjadi).
  11. "Pengeluaran utk BBM itu besar porsinya bagi rakyat miskin tp kecil bagi org kaya." Betul, tp ingat BBM bs dibeli siapa sj, miskin/kaya.
  12. Mengingat org miskin <20% penduduk, maka 80% sisanya-lah yg menikmati subsidi itu. Fair?
  13. Kalo mau main devil’s advocate, sebenarnya pos belanja kaum miskin itu seperti apa sih? Ada studi kl kaum miskin diberi subsidi uang...
  14. ... uang itu bukan buat beli makanan pokok, tp buat makanan yg lebih "mewah", plus hal2 lain kayak rokok.
  15. Nah saya pernah denger kalo porsi buat rokok & pulsa hp besar. Knp ga protes k Sampoerna & Telkomsel kalo gitu? Rokok + pulsa mahal lho.
  16. "Drpd cabut subsidi mending naikin pajak." Sama seperti korupsi, ada perbedaan dimensi disini. Naikin penerimaan pajak tdk bs seketika.
  17. Lagipula, yakin lo mau dipajaki lagi sama pemerintah?
  18. Ingat Indo beruntung bs tumbuh 5-6% di tengah krisis global. Ekonomi tumbuh artinya penerimaan pajak cukup besar, bayangkan jika resesi.
  19. “BBM naik tapi transport jelek.” Apakah dengan BBM tidak naik transport jadi baik? Counterfactual...
  20. Justru dengan BBM naik maka ada keleluasaan anggaran utk membenahi transport. Walau diakui kl pajak kita ga earmarked utk transport dll.
  21. “Harga BBM > harga sekali makan, tidak seperti di luar negeri dimana harga BBM<makanan.” Luar negeri mana dulu? Di Filipina...
  22. ... di Filipina harga BBM (tanpa subsidi) sekitar Rp12 ribu, harga Big Mac sekitar Rp25 ribu, sama seperti di Indonesia. Lebih parah.
  23. Kalo perbandingannya dengan negara maju jelas tidak fair, namanya juga negara maju pendapatannya pasti tinggi juga, biaya hidup jg tggi.
  24. Kl bandingin dg Saudi atau Venezuela juga sama saja bohong, secara 2 negara itu eksporter minyak sementara Indonesia importir BBM.
  25. “BBM naik, harga2 naik, beban hidup naik.” Ini memang problem paling besar. Masalahnya, apa opsi lain pemerintah?
  26. Naikin pajak & berantas korupsi? Tdk bisa dlm waktu dekat. Potong anggaran? Sudah dilakukan (paling tdk menurut dokumen Wapres diatas).
  27. Hutang dlm negeri? Surat utang negara udah byk diterbitkan, kita tidak mau sembrono menerbitkan tanpa yakin kita bs bayar bunga+pokok.
  28. Pinjam lembaga asing (World Bank)? Apa yakin WB mau kasih pinjaman secara mereka yg advocate hapus subsidi.
  29. Do nothing? Berarti hrs ada pos2 lain yg dikorbankan, korban kuantitas maupun kualitas. Subsidi nambah Rp53 triliun itu banyak bung!
  30. “BBM naik tapi tidak ada jaminan sosial.” Reverse causality: terbatasnya jaminan sosial krn keterbatasan anggaran.
  31. Sangat menggoda bagi kita untuk mengait2kan isu BBM dengan isu2 lain seperti jaminan sosial, transportasi, listrik, renewable energy...
  32. ... masalahnya, semua “meminta” duit: jamsos butuh duit, begitu pula utk transport umum & energi terbarukan. Jika semua “meminta” duit..
  33. Trus duit siapa dong yg dikorbankan? Zero-sum game. Jika mau subsidi BBM, ya yg lain mesti berkorban, entah transportnya atau jamsosnya.
  34. Akhirul kalam, jika saya ditanya apakah suka BBM naik? Jelas jawabnya TIDAK. Siapa sudi membayar lebih mahal untuk barang yang sama?
  35. Tapi jika pertanyaannya “apakah sebaiknya harga BBM naik?” Maka jawabnya, YA. “Paradoks” ini adl cerminan dari teori ekonomi...
  36. Konsumen (kaya-miskin) ingin dpt untung sebanyak2nya, sementara pemerintah ingin redistribusi kekayaan (si kaya ke si miskin via APBN).
  37. Jika pemerintah terbelenggu dengan APBN maka tidak ada cara lain selain memotong pos yg paling tidak tepat sasaran: subsidi BBM.
  38. Sengaja saya tidak berkicau tentang BLT dan isu2 politik, biarlah mereka yg tau soal itu yg bercerita :)
  39. Sekian twit saya kali ini. Terima kasih. *siap2 dicap neolib, ga populis, dan ga merakyat*