Showing posts with label Featured. Show all posts
Showing posts with label Featured. Show all posts

11 September 2011

Konektivitas (Indonesia) Kita



Saya begitu terhenyak ketika membaca buku "Meraba Indonesia" kisah perjalanan satu tahun berkeliling sisi terluar Indonesia. Perjalanan yang dilakukan oleh dua orang sahabat yang sama-sama berprofesi sebagai seorang jurnalis, Ahmad Yunus dan Farid Gaban. Mereka berbagi tugas dalam mendokumentasikan kisah perjalanan mereka, Farid Gaban lebih ke dokumentasi visual dan Ahmad Yunus dalam bentuk tulisan, meskipun Farid juga menuliskannya.

07 July 2011

Overheating dan metamorfosis ekonomi Indonesia

Saat kuliah ekonomi makro kita sering ditunjukkan gambar siklus bisnis: ada saat dimana ekonomi tumbuh pesat hingga mencapai puncak (peak), mengalami overheating, dan kemudian mengalami depresi/resesi hingga titik nadir (trough). Kali ini saya ingin berbagi cerita singkat mengenai bagaimana ekonomi Indonesia yang saat ini dianggap overheating dan bagaimana kita bisa melihat ini dari sudut pandang berbeda.


06 June 2011

Economists' Reading List

Informasi dan berita mengenai ekonomi senantiasa menghiasi tajuk dan kolom pemberitaan di media massa. Hal ihwal perdagangan, perbankan, keuangan, dan topik lainnya selalu menjadi fokus dan pembahasan dalam setiap edisi. Selain dari tulisan redaksi, berbagai pengamat dengan bermacam latar belakang juga hampir selalu hadir untuk mengomentari maupun memberikan analisis tajam atas berbagai fenomena dan peristiwa yang baru terjadi. Para pembaca yang berasal dari berbagai kalangan seperti investor ataupun masyarakat awam tidak luput untuk memberikan perhatian bahkan terkadang ikut serta berpartisipasi memberikan tanggapan.
Banyak media yang mengambil spesialisasi pada pemberitaan ekonomi, meskipun demikian media massa umum juga menunjukkan kebonafidan substansi berita dengan line-up redaksi khusus yang handal. Tulisan ini akan menampilkan berbagai contoh media cetak massal khusus dalam bidang ekonomi yang berperan banyak sebagai opinion leader maupun news maker.

01 June 2011

Satu Ketika di Satu Juni: Sebuah Kado untuk Ulang Tahunmu, Pancasila



Kami tidak tahu perihal apa yang mereka ributkan pada suatu sidang di antara tanggal 19 Mei – 1 Juni 1945. Ingatan kami tidak pernah sampai pada peristiwa-peristiwa pada periode tersebut, entah karena kami yang malas mengingat atau memang tidak pernah ada yang mengingatkan kami. Konon pada rentang waktu itu, kata orang-orang tua, telah terjadi peristiwa penting yang kemudian menentukan arah perjalanan republik ini. Persetan, kami tidak ada urusan dengan sejarah republik yang penuh jelaga ini.

Wahai Bung Karno, Bung Hatta, Bung Yamin, Bung Tan, Bung Sjahrir, atau siapapun kalian yang dulu berkerut-pening mendebatkan ideologi, ketahuilah bahwa kami yang hidup hari ini, tidak ada urusan dengan yang namanya pancasila. Mengenang pun tidak, karena itu adalah pekerjaan bapak-ibu, atau oma-opa kami. Kami anak muda yang hidup sekarang tidak mau memusingkan diri dengan hal-hal rumit seperti ideologi, kepahlawanan, patriotisme.

25 May 2011

Batas-batas ilmu ekonomi (part 1)

Terlepas dari deraan kritik--terutama akibat krisis keuangan global lalu--ilmu ekonomi kini telah menjangkau jauh dari yang mungkin dibayangkan para pionir ilmu sosial satu ini. Jika seratusan lalu Alfred Marshall, Leon Walras, Vilfredo Pareto, dan lain-lainnya mencoba menerapkan pendekatan fisika-matematika Newtonian (baca: deterministik), kini cucu-canggahnya menggunakan pendekatan biologi evolusioner hingga kedokteran untuk menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi.

Dalam blog kali ini saya akan sedikit bercerita tentang perkembangan termutakhir (yang saya tahu tentunya) mengenai perkawinan ilmu ekonomi dengan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Fun Ways to Learn Economics

On behalf of Mas Dharendra:

Sebagian dari kita mengenal ilmu ekonomi pada waktu dan situasi yang berbeda-beda. Ada yang secara tak sengaja (by accident) ada pula memang sejak awal direncanakan (by design). Ada yang mempelajari secara formal, ada yang mengambil jalur otodidak. Beberapa orang sengaja memilih jurusan IPS waktu di bangku SMA atau sekedar menjadikan pilihan ilmu ekonomi sebagai cadangan/bantalan pengaman saat memilih jurusan dalam tes PP/Sipenmaru/UMPTN/SPMB/UM. Ada yang mendadak harus mendalaminya karena tuntutan dunia kerja yang berubah atau tidak cocok dengan latar belakang keilmuan sebelumnya, ada yang terpaksa mempelajarinya karena lingkungan sosial dan pergaulannya maupun faktor lain.

16 May 2011

Lulus SMU = Masa Depan Cerah???

Teriakan “Gw lulus!!” atau perasaan deg-degan, mungkin adalah perasaan yg dialami oleh adhek2 kita (yg lucu...) setelah menghadapi ujian nasional yg melelahkan. Berbagai macam cara mereka ekspresikan, dari mencoret-coret baju hingga potong rok atau justru berusaha bunuh diri karena malu tidak lulus. Yah…kata orang “begitulah anak-anak yg masih labil emosinya”.

15 May 2011

Opium Economy

“Opium economy?? Seriusan nih, ada Negara yg menghalalkan opium jd salah satu sector ekonominya?” Jujur…ini adalah salah satu pertanyaan saya ketika akan berangkat ke Afghanistan April lalu. Persiapan yg selama ini saya siapkan hanyalah bagaimana menghadapi situasi konflik (ktk sampai, memang hampir semua penduduk yg mampu memiliki senjata api, remaja menenteng AK47 pun hal yg wajar).

Ngebay yuk!

Buat sebagian orang, terutama mahasiswa rantau di negeri orang, ngebay (ng + eBay) bisa jadi tempat mencari barang-barang murah, apalagi kalau negeri tempatnya belajar membebaskan bea masuk (hingga harga tertentu). Tapi hati-hati! Ngebay bisa mengubah arti kata "wants" menjadi "needs": barang yang diingini dijustifikasi seakan-akan kita butuh barang itu. Apalagi kalau sudah kenal fasilitas PayPal atau kartu kredit, waduh...

11 May 2011

Berharap dijajah Inggris

"Hah?? Ga salah tuh?" mungkin begitu reaksi pembaca waktu membaca judul blog kali ini. Tapi saya sering kali mendengar sentilan dan celoteh menyesalkan kenapa kita dulu dijajah Belanda (yang nota bene memberi lebih banyak kerugian daripada keuntungan). Mereka, pada umumnya, membandingkan dengan Malaysia dan Singapura (keduanya dulu, dan masih, jajahan Inggris) yang menurut timbangan ekonomi lebih maju daripada Indonesia.

Tapi bener ngga sih bekas negara jajahan satu negara tertentu berbeda pengaruhnya pada kondisi sekarang dibanding jika kita dijajah negara lain? 

Mari kita mulai dengan sedikit pelajaran sejarah.

Mari memilih! Sebuah catatan singkat tentang political economy dan demokrasi.

Awalnya...
Belakangan berita-berita di media massa Indonesia dihebohkan dengan kelakuan anggota DPR yang melakukan "studi banding" di Australia. Heboh ngga cuma karena ngga tau alamat email Komisi mereka sendiri (yang belum tau bisa melirik ke playlist video ini yg diupload rekan-rekan PPIA Victoria http://www.youtube.com/user/ppiavic#grid/user/8ABED40E2D7A5635) tapi juga karena *katanya* tidak mampu menjawab substansi pertanyaan yang diajukan mahasiswa saat audiensi di KJRI Melbourne. Saya sendiri waktu itu diajak ke acara tersebut tapi tidak bisa hadir karena satu dan lain hal :p

Ini videonya :D