Dalam blog kali ini saya akan sedikit bercerita tentang perkembangan termutakhir (yang saya tahu tentunya) mengenai perkawinan ilmu ekonomi dengan berbagai disiplin ilmu lainnya.
Hmm... |
Ilmu ekonomi dan matematika
Pembaca yang pernah menempuh studi atau mata kuliah ekonomi pasti bisa menduga perkawinan ini. Matematika, sebagai sebuah ilmu sains murni, memberi kemudahan dalam menganalisis fenomena ekonomi. Kemudahan ini ada banyak bentuknya: penalaran logika, topologi ruang, probabilita dan statistika, hingga yang kini sangat populer, teori permainan (game theory) yang dikembangkan oleh John F. Nash.
Prof. John F. Nash, Jr. |
Occam's Razor, makin sederhana makin baik.
Nah yang jadi masalah adalah banyaknya penyederhanaan yang berlebihan. Bagaimana anda tahu penyederhanaan itu berlebihan? Jawaban singkatnya: coba ambil kuliah ekonomi tingkat lanjut dan anda akan melihat bagaimana asumsi-asumsi yang mendasari sebuah teori dipereteli satu-satu. Jawaban lainnya: ambil sebuah peta dan anda tahu kalau dunia itu bulat, jadi apakah peta (yang datar) itu bisa menjelaskan tentang geografi/dunia? Silakan jawab sendiri :)
Ilmu ekonomi dan biologi evolusioner
Teori evolusi Darwin kini bisa pula diterapkan dalam ilmu ekonomi, terutama dalam mikroekonomi, dan banyak dieksploitasi dalam game theory. Inti dari persinggungan ekonomi-biologi ini ada pada frase: "survival of the fittest." Salah satu keunikan dalam evolutionary game theory, sebagai salah satu bentuk penerapan ekonomi-biologi evolusioner, adalah rasionalitas tidak menjamin kebertahanan sebuah strategi. Artinya, ada semacam insting yang tertanam dalam DNA sebuah strategi yang mengalahkan nalar agar bisa bertahan hidup.
Evolusi |
Ilmu ekonomi dan kedokteran
Pergumulan ketiga terjadi di ranah ekonomi pembangunan dimana sejak beberapa tahun terakhir marak terjadi eksperimen lapangan untuk berbagai kebijakan ekonomi. Salah satu contohnya adalah program deworming (pengobatan anti cacingan) di Kenya dimana ada tiga kelompok yang mendapat perlakuan khusus: tiap kelompok mendapat giliran berbeda untuk mendapat pengobatan ini. Peneliti lalu membandingkan kelompok yang mendapat pengobatan dengan yang tidak (baca: belum) dengan melihat berbagai indikator kesehatan dan pendidikan, mirip seperti eksperimen acak di kedokteran dimana ada treatment group dan control group.
Eksperimen di Afrika |
Ilmu ekonomi dan fisika
Walaupun ilmu fisika sudah coba digabungkan sejak satu dua abad lalu dalam ilmu ekonomi, namun masih terbatas pada perkembangan "fisika abad lalu". Misalnya penggambaran supply-demand yang masih topologi dua dimensi dan fungsi persamaan OLS yang linier, padahal fisika abad ini sudah berkembang dari teori inti atom hingga teori kuantum. Kini ekonofisika lahir kembali dengan menggabungkan data-data ekonomi dengan perkembangan fisika termutakhir. Ekonomi pasar keuangan menjadi lahan basah disini karena melimpahnya data. Bagi yang tertarik bisa membaca laman Prof Yohanes Surya yang turut terlibat pula dalam perkembangan ekonofisika ini.
Tak hanya ilmu sains yang mempengaruhi ilmu ekonomi, jauh sebelumnya ilmu-ilmu sosial lainnya lebih dulu mempengaruhi fundamental ilmu ini. Namun karena kecenderungan ilmu ekonomi modern yang kuantitatif dan condong ke positive science, pendekatan sosial kini sering hanya menjadi "bahan kuliah pilihan" di banyak universitas. Dalam blog berikutnya saya akan coba membahas perkawinan ilmu ekonomi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Keep in touch.
2 comments:
Great work. The only thing remains is that Economics has no frontier, as other subject may do so.
Wondering if Economics can be mixed with "Kejawen"?
Kejawenomics, anyone??
Setuju dengan mas dharen, kayaknya judul batas-batas kurang cocok, karena isinya lebih ke pembauran atau persilangan, perkawinan atau bahkan malah perselingkuhan..
Post a Comment