27 May 2011

Batas-batas ilmu ekonomi (part 2, terakhir)

Berbeda dengan bagian pertama mengenai batas-batas ilmu ekonomi yang condong ke ilmu pasti, kali ini saya ingin berbagi tentang kedekatan ilmu ekonomi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Ilmu ekonomi dan psikologi

Kedekatan kedua disiplin kali ini cukup mendapat perhatian dengan munculnya pendekatan behavioral economics dan lalu behavioral finance. Agak mirip dengan biologi evolusioner, ilmu psikologi menemukan bahwa manusia tidak senantiasa bertindak rasional. Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya di laman yang lain, salah satu ciri manusia adalah inertia atau kelembaman. Salah satu penerapannya dalam ilmu ekonomi adalah pengikutsertaan jaminan sosial secara otomatis. Studi menunjukkan kalau tingkat partisipasi sebuah program akan lebih tinggi jika seseorang secara otomatis terdaftar (tentunya juga diberi opsi keluar) daripada jika seseorang itu diberi pilihan di awal apakah akan mendaftar masuk atau tidak. Selain itu dalam ilmu pemasaran tentu pendekatan keperilakuan sudah mendapat perhatian yang cukup lama.

25 May 2011

Batas-batas ilmu ekonomi (part 1)

Terlepas dari deraan kritik--terutama akibat krisis keuangan global lalu--ilmu ekonomi kini telah menjangkau jauh dari yang mungkin dibayangkan para pionir ilmu sosial satu ini. Jika seratusan lalu Alfred Marshall, Leon Walras, Vilfredo Pareto, dan lain-lainnya mencoba menerapkan pendekatan fisika-matematika Newtonian (baca: deterministik), kini cucu-canggahnya menggunakan pendekatan biologi evolusioner hingga kedokteran untuk menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi.

Dalam blog kali ini saya akan sedikit bercerita tentang perkembangan termutakhir (yang saya tahu tentunya) mengenai perkawinan ilmu ekonomi dengan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Fun Ways to Learn Economics

On behalf of Mas Dharendra:

Sebagian dari kita mengenal ilmu ekonomi pada waktu dan situasi yang berbeda-beda. Ada yang secara tak sengaja (by accident) ada pula memang sejak awal direncanakan (by design). Ada yang mempelajari secara formal, ada yang mengambil jalur otodidak. Beberapa orang sengaja memilih jurusan IPS waktu di bangku SMA atau sekedar menjadikan pilihan ilmu ekonomi sebagai cadangan/bantalan pengaman saat memilih jurusan dalam tes PP/Sipenmaru/UMPTN/SPMB/UM. Ada yang mendadak harus mendalaminya karena tuntutan dunia kerja yang berubah atau tidak cocok dengan latar belakang keilmuan sebelumnya, ada yang terpaksa mempelajarinya karena lingkungan sosial dan pergaulannya maupun faktor lain.

18 May 2011

General Law of Procrastination

First, define procrastination as
"... the act of replacing high-priority actions with tasks of low-priority, and thus putting off important tasks to a later time."
General Law of Procrastination consists of five of the following proposition:

Proposition 1
"Productivity under procrastination is exponential with limit equal to infinity at time t = deadline time."

16 May 2011

Lulus SMU = Masa Depan Cerah???

Teriakan “Gw lulus!!” atau perasaan deg-degan, mungkin adalah perasaan yg dialami oleh adhek2 kita (yg lucu...) setelah menghadapi ujian nasional yg melelahkan. Berbagai macam cara mereka ekspresikan, dari mencoret-coret baju hingga potong rok atau justru berusaha bunuh diri karena malu tidak lulus. Yah…kata orang “begitulah anak-anak yg masih labil emosinya”.

15 May 2011

Opium Economy

“Opium economy?? Seriusan nih, ada Negara yg menghalalkan opium jd salah satu sector ekonominya?” Jujur…ini adalah salah satu pertanyaan saya ketika akan berangkat ke Afghanistan April lalu. Persiapan yg selama ini saya siapkan hanyalah bagaimana menghadapi situasi konflik (ktk sampai, memang hampir semua penduduk yg mampu memiliki senjata api, remaja menenteng AK47 pun hal yg wajar).

Ngebay yuk!

Buat sebagian orang, terutama mahasiswa rantau di negeri orang, ngebay (ng + eBay) bisa jadi tempat mencari barang-barang murah, apalagi kalau negeri tempatnya belajar membebaskan bea masuk (hingga harga tertentu). Tapi hati-hati! Ngebay bisa mengubah arti kata "wants" menjadi "needs": barang yang diingini dijustifikasi seakan-akan kita butuh barang itu. Apalagi kalau sudah kenal fasilitas PayPal atau kartu kredit, waduh...

11 May 2011

Berharap dijajah Inggris

"Hah?? Ga salah tuh?" mungkin begitu reaksi pembaca waktu membaca judul blog kali ini. Tapi saya sering kali mendengar sentilan dan celoteh menyesalkan kenapa kita dulu dijajah Belanda (yang nota bene memberi lebih banyak kerugian daripada keuntungan). Mereka, pada umumnya, membandingkan dengan Malaysia dan Singapura (keduanya dulu, dan masih, jajahan Inggris) yang menurut timbangan ekonomi lebih maju daripada Indonesia.

Tapi bener ngga sih bekas negara jajahan satu negara tertentu berbeda pengaruhnya pada kondisi sekarang dibanding jika kita dijajah negara lain? 

Mari kita mulai dengan sedikit pelajaran sejarah.

Mari memilih! Sebuah catatan singkat tentang political economy dan demokrasi.

Awalnya...
Belakangan berita-berita di media massa Indonesia dihebohkan dengan kelakuan anggota DPR yang melakukan "studi banding" di Australia. Heboh ngga cuma karena ngga tau alamat email Komisi mereka sendiri (yang belum tau bisa melirik ke playlist video ini yg diupload rekan-rekan PPIA Victoria http://www.youtube.com/user/ppiavic#grid/user/8ABED40E2D7A5635) tapi juga karena *katanya* tidak mampu menjawab substansi pertanyaan yang diajukan mahasiswa saat audiensi di KJRI Melbourne. Saya sendiri waktu itu diajak ke acara tersebut tapi tidak bisa hadir karena satu dan lain hal :p

Ini videonya :D


Gejolak Harga Minyak dan Pilihan Kebijakan BBM Nasional

Ditulis oleh Komaidi. Penulis adalah Wakil Direktur Reforminer Institute. Artikel ini telah dipublikasikan dalam Media Indonesia, edisi Senin, 9 Mei 2011.

SAMPAI dengan awal kuartal kedua 2011 harga minyak di pasar internasional masih terus bergejolak. Berdasarkan data yang ada, rata-rata harga minyak jenis WTI dan brent sejak Januari-April 2011 masing -masing mencapai US$97,53 per barel dan US$109,53 per barel. Pada periode yang sama rata-rata Indonesia crude price (ICP) mencapai US$109,20 per barel, jauh melampaui asumsi ICP yang ditetapkan di dalam APBN 2011 yang ditetapkan sebesar US$80 per barel. Jika dibandingkan dengan realisasi harga minyak pada bulan yang sama tahun sebelumnya, harga minyak dunia dan ICP mengalami peningkatan sebagaimana disampaikan dalam tabel 1.